• Photo :
        • Tenaga Medis Covid-19 Dapat Bantuan APD,
        Tenaga Medis Covid-19 Dapat Bantuan APD

      Sahijab – Setiap tanggal 21 April, selalu diperingati dengan Hari Kartini. Perjuangan pahlawan perempuan dari Jepara Jawa Tengah, yang ingin perempuan-perempuan keluar dari belenggu. Namun, peringatannya di tahun ini sedikit berbeda, lantaran mewabahnya virus Corona atau Covid-19.

      Para dokter hingga tenaga medis yang berada di garis depan dalam membasmi virus mematikan ini, kini terus berjuang. Bahkan, tidak sedikit pejuang itu adalah dari kalangan perempuan yang berada di garis depan dalam penanganan Covid-19 ini. Mereka adalah 'Kartini' di tengah pandemik saat ini.

      Baca juga: Pandemic Corona, Tika Ramlan Bagi-bagi Makan dan Minuman Bergizi​

      Di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah, juga memiliki banyak 'Kartini’ yang tengah berjuang di garis depan penanganan COVID-19. Muhammadiyah melibatkan 76 rumah sakit di seluruh Tanah Air dalam membantu penanganan virus ini. Tim dokter dan tenaga kesehatan yang ada di dalamnya, tidak sedikit dari kalangan perempuan.

      Di antaranya adalah Dokter Iin Inayah (48), yang bertugas di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Dalam siaran pers resmi Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), mengupas kisah Dokter Iin dalam menangani Covid-19 di Hari Kartini ini.

      "Dalam mengatasi pandemi ini, kami dihadapkan pada situasi pekerjaan yang penuh dinamika, tidak menentu, suasana kerja bisa berubah sewaktu-waktu. Awalnya, kami hanya bersiap dengan APD (alat pelindung diri) sederhana (masker bedah), kemudian membentuk tim Covid-19, hingga akhirnya rumah sakit menambah fasilitas layanan berupa pos screening dan Pos KLB (kejadian luar biasa)," cerita Dr Iin, Selasa 21 April 2020.

      Ia berkisah, awalnya situasi di RS Islam Pondok Kopi biasa saja. Namun, pada suatu hari, ada pasien yang berobat ke poli spesialis paru. Gejalanya diantaranya batuk-batuk. Setelah dilihat hasilnya, ternyata menunjukkan gejala Covid, sehingga dimasukkan sebagai pasien dalam pemantauan (PDP). Kemudian diisolasi di ICU. Seketika, mereka langsung bergerak cepat. Diakuinya, ada kehebohan dan kepanikan.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan