• Photo :
        • Cahaya Misterius,
        Cahaya Misterius

      Sahijab – Dalam pergaulan dengan sesama umat manusia, maka berprasangka tak bisa dihindari. Kita sering kali terjebak menduga-duga alasan sikap seseorang. 

      Dari prasangka itu, berprasangka buruk paling berbahaya. Apalagi jika kita tak memiliki bukti yang kuat soal alasan perilaku seseorang yang kita terima. 

      Contoh sederhana, ketika ada teman berkumpul dan kita tak diajak serta, biasanya pikiran pertama adalah kita dilupakan, tak dianggap atau tak penting untuk mereka. Berprasangka buruk akan membuat kita jadi dendam, marah, tersinggung, dan tak terima. Tapi jika kita memilih berprasangka baik, biasanya hati akan jadi lebih tenang dan damai. 

      Pentingnya prasangka baik bahkan diingatkan oleh Allah SWT dalam Alquran. Dalam surat Alhujurat ayat 12, Allah SWT berfirman :

      يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

       “Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

      Baca juga: Tujuan Menikah Menurut Islam

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan