Kemudian si C bertanya kepada si A perihal si B. Namun si A berbohong dan menjawab tidak mengetahui keberadaan si B. Alasannya untuk melindungi si B.
“Tapi kebohongan di sini bukan hanya ditoleransi, tapi dianjurkan demi membela orang yang tidak bersalah,” jelas Direktur Pusat Studi Qur’an (PSQ).
Lebih lanjut, Prof Quraish mengatakan bahwa berbohong juga diperbolehkan dalam rangka memperbaiki hubungan dua orang yang tengah berselisih.
“Si A dan si B berselisih, si C datang dan berkata sebenarnya dia bermaksud baik kepadamu. Itu diperbolehkan,” terangnya.
Selain itu, berbohong juga diperbolehkan dalam konteks suami istri. Misalnya suami menuturkan sesuatu yang tidak dimiliki atau tidak ada pada istrinya demi menyenangkan hatinya.
“Istrinya udah jelek. Suaminya masih berkata ‘kamu adalah permaisuri ku sepanjang masa. Itu kan bohong, tapi diperbolehkan,” tutupnya.