Berikut 3 ciri makanan yang mengandung minyak babi: tekstur renyah, aroma khas, dan tampilan bersisik. Tips penting bagi konsumen agar lebih teliti!
Kasus penggunaan minyak babi dalam industri makanan kembali mencuat, menyusul temuan penggunaan minyak babi pada kremesan Ayam Goreng Widuran di Solo. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen, khususnya umat Muslim, yang mengharuskan kita lebih cermat dalam memilih makanan. Memahami ciri makanan yang mengandung minyak babi menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas 3 ciri utama yang dapat membantu Anda mengidentifikasi makanan yang kemungkinan mengandung minyak babi.
Minyak babi, atau lard, berasal dari lemak babi dan sering digunakan dalam masakan karena memberikan rasa gurih dan tekstur renyah. Namun, bagi sebagian orang, konsumsi minyak babi dihindari karena alasan agama atau kesehatan. Berikut adalah beberapa ciri makanan yang bisa menjadi indikasi penggunaan minyak babi:
Makanan yang digoreng dengan minyak babi cenderung memiliki tekstur yang lebih renyah dibandingkan dengan makanan yang digoreng menggunakan minyak nabati biasa. Minyak babi memiliki titik asap yang tinggi, yang memungkinkan penggorengan pada suhu tinggi tanpa cepat gosong. Hasilnya, makanan menjadi lebih kering di luar dan tetap lembut di dalam, serta kerenyahannya lebih tahan lama. Misalnya, kerupuk atau gorengan yang menggunakan minyak babi akan terasa lebih "kriuk" dan tidak mudah lembek.