Sebuah studi yang dilakukan pada model hewan yang berbeda menemukan bahwa aplikasi topikal dan konsumsi teh hijau secara oral dapat mencegah karsinogenesis yang diinduksi UV (pembentukan kanker). Polifenol teh hijau (GTP) dan epigallocatechin gallate (EGCG) mencegah respons inflamasi yang dipicu oleh paparan sinar UV, stres oksidatif, dan imunosupresi atau penekanan respons imun.
Polifenol dalam teh hijau memiliki sifat pelindung kulit. Dapat membantu mencegah masalah kulit yang disebabkan oleh sinar UV, seperti photoaging (keriput, garis halus, dan pigmentasi), melanoma, dan kanker non-melanoma.
EGCG adalah salah satu dari empat katekin yang ditemukan dalam teh hijau yang membantu menenangkan kondisi peradangan, seperti rosacea dan jerawat. Sebuah penelitian mengevaluasi efek gel topikal yang mengandung 2% ekstrak teh hijau dan menemukan bahwa, itu membantu memperbaiki jerawat ringan hingga sedang.
Aplikasi topikal teh hijau dapat membantu mengontrol sekresi sebum yang berlebihan. Ekstrak teh hijau mengurangi sekresi sebum, ini bisa menjadi keuntungan bagi jenis kulit berminyak dan rawan jerawat. Sebum yang berlebihan adalah salah satu alasan utama munculnya jerawat.