Allahumma la taqtulna bighadhabika wala tuhlikna bi’adzabika wa ‘afina qabla dzalika.
“Ya Allah, janganlah kau bunuh diriku dengan kemarahan-Mu, dan janganlah kau rusak diriku dengan siksa-Mu, dan maafkanlah aku sebelum semua itu.”
Hal itu, tidak berarti petir merupakan tanda murka dari Allah SWT. Tetapi, kita selaku manusia yang dhaif ini sungguhlah tidak ada apa-apanya dihadapan alam dan Allah Yang Maha Kuasa. Jangan sampai Allah SWT menutup usia kita, lantaran kecelakaan yang disebabkan kekuatan alam yang berupa sambaran petir. Karena yang demikian itu, sungguh amat sakit dan pedih.
Sementara itu, seperti dinukil dari Republika.co.id, petir dimaknai bukan sekadar peristiwa alam semata. Petir atau guruh diabadikan menjadi salah satu nama surat dalam Alquran, yaitu surat ke-13, ar-Ra'du. Setidaknya, ada tiga istilah dalam Alquran yang merujuk pada makna petir, yaitu ar-ra'du, ash-showa'iq, dan al-barq.
Dr Muhammad Luqman As Salafi dalam Rasy Al-Barad Syarh al-Adab al-Mufrod (381) menjelaskan, para ahli tafsir mendefinisikan ar-ra'du lebih dekat dengan makna suara petir atau geledek. Sementara itu, ash-shawa'iq dan al-barq, maknanya lebih dekat untuk istilah kilatan petir, yaitu cahaya yang muncul beberapa saat sebelum adanya suara petir.
Jadi, ketika mendengar petir atau guntur, Nabi SAW mengajarkan doa sebagai berikut: