Sahijab – Tafsir Alquran kali ini yang akan diulas adalah tafsir An-Nas. Surat ini sudah tak asing bagi kita, kebanyakan dari kita sudah menghafalnya. Namun, sudahkah kita memahami maknanya?
Surat An-Nas, disebut juga bersama surat Al Falaq, sebagai surat muawidzatain, surat untuk penjagaan diri. Surat ini, menurut seorang ulama besar, Buya Hamka rahimahulloh, merupakan ajaran bagaimana caranya manusia berlindung kepada Alloh SWT dari sesamanya.
Kita hidup di tengah-tengah manusia. Selain dari hubungan kita dengan Alloh, kita pun berhubungan dengan sesama manusia. Tidak ada di antara kita yang dapat membebaskan diri daripada ikatan sesama manusia. Yang bagus menurut pendapat kita, belum tentu bagus menurut pendapat orang lain. Langkah cita-cita yang baik, belum tentu diterima orang lain.
Baca juga: 7 Khasiat Surat Al Ikhlas
Kalau dipandangnya akan merugikannya, niscaya akan dihambatnya. Maka, diajarkanlah pada surat yang terakhir ini, bagaimana cara kita menghadapi dan hidup dengan cara berlindung Rabbun-Naas, pemelihara manusia. Malikunnaas, Penguasa manusia dan Ilahun-Naas, Tuhan bagi manusia Allah subhanahu wa ta’ala adalah pencipta, pengatur dan pemberi rezeki seluruh umat manusia.
Tentunya, Allah subhanahu wa ta’ala bukan hanya Rabb atau Tuhannya manusia, namun juga seluruh Alam semesta ini beserta isinya.
Al-Malik adalah salah satu dari asmaul husna yang bermakna pemilik kerajaan yang sempurna dan kekuasaan yang mutlak. Sedangkan penyebutan kata Ilahinnaas, sembahan manusia adalah untuk menegaskan Allah adalah yang seharusnya disembah oleh manusia dengan berbagai macam peribadatan.