REPUBLIKA.CO.ID, Yang cukup menarik dari kitab Syekh Shaleh bin Mathran Ba Ma"bad, Ad-Dalalatun Nafi"ah "Ala Ma"ani Ar-Risalatul Jami"ah Wa Tadzkiratun Nafi"ah, yang merupakan syarah dari ar-Risalah al-Jami’ah karangan al-Allamah al-Habib Ahmad bin Zein al-Habsyi adalah uraiannya tentang keutamaan menjaga hati dari maksiat.
Berangkat dari pembacaannya atas kitab Ar-Risalah al-Jamiah, ia berpandangan, seorang Muslim wajib memelihara hatinya dari kecenderungan pada maksiat. Ia mengutip suatu sabda Nabi Muhammad SAW:
أَلَا إِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ؛ أَلَا وَهِيَ القَلْبُ “Sesungguhnya, di dalam badan ini terdapat sekerat daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh badan, dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh badan. Sesungguhnya, ia adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Ganjaran Bagi Orang yang Bangga dengan Maksiat
Di antara maksiat hati yang harus dihindari adalah meragukan keberadaan Allah. Tak cukup itu, seorang mukmin hendaknya jauh dari perasaan aman dari makar Allah, putus asa dari rahmat- Nya, dan apalagi sombong di antara sesama hamba Allah.
Maksiat hati lainnya yang mesti diwaspadai ialah ujub alias berbangga diri. Kemudian, dengki, terbiasa bermaksiat, berprasangka buruk kepada Allah, serta mengecilkan sesuatu yang besar dalam pandangan Allah.
Syarah ini juga menegaskan, seorang mukmin wajib menjaga tujuh anggota badannya, yakni perut, lisan, mata, telinga, tangan, kaki, dan kemaluan. Semuanya harus dijaga agar tidak melakukan maksiat.
Disclaimer: Semua artikel di kanal Sindikasi ini berasal dari mitra-mitra Viva Networks. Isi berita dan foto pada artikel tersebut di luar tanggung jawab Viva Networks.