Sahijab – Iblis tak pernah menyatakan dirinya sebagai musuh bagi Adam dan Hawa, apalagi mengobarkan permusuhan. Sebaliknya, untuk meraih kepercayaan Adam Hawa, iblis menyatakan dirinya sebagai kawan, yang ingin memberinya nasihat dan petujuk, demi kebaikan dan kebahagian mereka. Hal itu, sebagai dikisahkan dalam Alquran, surat Thoha, ayat 120 dan Al‘araf, ayat 20 sampai 23.
“Wahai Adam, maukah kutunjukkan pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak tidak binasa kepadamu?”. Iblis mulai membisiki keduanya, bahwa larangan Allah untuk mendekati sebuah pohon dan memakan buahnya, karena buah itu akan membuat mereka hidup kekal sebagaimana malaikat. Adam dan Hawa pun akhirnya terbujuk rayuan Iblis.
Adam dan Hawa sejatinya tidak ingin melanggar larangan itu, tetapi Iblis membohonginya, dan memperdayanya, dengan menamai pohon itu, syajarutul khuldi, atau pohon kekekalan. Iblis biasa menamai perkara-perkara yang haram, dengan nama yang disukai hawa nafsu. Misalnya, khomr dijuluki puncak kenikmatan, riba dinamai jual beli, atau kedzoliman disebutnya sebagai peraturan.
Setelah Adam dan Hawa terusir dari surga, dan diturunkan ke muka bumi, Allah tak membiarkan keduanya, kembali digoda iblis, tanpa dibekali petunjuk, dan panduan hidup.