“Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadhan) kami dan engkau.”
Ucapan di atas juga ada yang menambahkan dengan ”Taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidiin wal faaiziin.” Ada juga yang menambahi dengan ”Wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair.”
Maka, jika dirangkai semua, ucapan tersebut akan berbunyi
“Taqabbalallaahu minnaa wa minkum taqabbal yaa kariim, wa ja’alanaallaahu wa iyyaakum minal ‘aaidin wal faaiziin wal maqbuulin kullu ‘ammin wa antum bi khair.”
Artinya: “Semoga Allah menerima (amal ibadah Ramadlan) kami dan kamu. Wahai Allah Yang Maha Mulia, terimalah! Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang serta diterima (amal ibadah). Setiap tahun semoga kamu senantiasa dalam kebaikan.”
Namun jika dirasa terlalu panjang, bisa cukup menggunakan kalimat ‘Taqabbalallahu minna wa minkum.’ Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitab Fathul Bari berpendapat,
“Ketika para sahabat Rasulullah saling bertemu di hari raya, sebagiannya mengucapkan kepada sebagian lainnya, ‘Taqabbalallahu minnaa wa minkum’. “Taqabbalallaahu minnaa wa minkum” adalah bacaan yang telah sempurna struktur kalimatnya. Selain itu, bacaan ini adalah yang paling populer di kalangan sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, dibandingkan bacaan “minal aidin wal faizin”.