Sahijab –Terlepas dari rutinitas sehari-hari yang dilakukan pastinya kamu membutuhkan istirahat yang cukup, apa saja tips tidur berkualitas? Maka hal dilakukan adalah tidur yang menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Namun seringkali mengalami rasa tidur yang tidak pulas atau tidak memiliki kualitas tidur yang baik.
Memiliki kualitas tidur nyenyak dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik, sebaliknya apabila tidak, maka akan sangat mempengaruhi energi saat beraktivitas di esok harinya. Selain itu, tidur yang tidak berkualitas dapat mengganggu keseimbangan emosional bahkan berat badan tidak dapat terkendali. Umumnya, tidur berkualitas itu dilakukan 6-7 jam per hari. Itulah kenapa para ahli menganjurkan agar seseorang memiliki pola tidur yang baik.
Menurut dr Zaidul Akbar, cara tidur terbaik untuk meningkatkan kualitas tidur adalah dengan mengikuti cara tidur Rasulullah SAW "Kalau bicara tentang tidur, mari kita ikuti tidurnya Nabi," ujar dr. Zaidul Akbar mengawali penjelasannya. Cara tidur dari Rasulullah SAW ternyata dibagi menjadi beberapa fase, yaitu dimulai dari tidur siang, tidur malam, dan tidur menjelang waktu subuh menurut dr. Zaidul Akbar.
Baca Juga: Tips Menghilangkan Kantuk Saat Bekerja Menurut Islam
“Tidur nabi yang pertama disebut tidur siang atau Qailulah. Kurang lebih sekitar 15 menit,” ungkap dr Zaidul Akbar. Manfaat dari tidur siang atau power nap ini menurut dr Zaidul Akbar bisa untuk mengistirahatkan jantung dan memperbarui enzim. Dokter Zaidul Akbar mengatakan bahwa power nap dilakukan menjelang waktu Dzuhur atau setelah waktu Dzuhur dengan durasi tidur 15 menit.
“Kapan tidur yang kedua nabi? Tidur malam sekitar ba'da isya, beliau tertidur. Lalu, tengah malam bangun lagi untuk melakukan salat sampai masuk waktu subuh,” sambungnya.
Yang disunahkan untuk tidur kata dr Zaidul Akbar adalah setelah Isya' atau ba'da Isya. Menurutnya, Rasulullah SAW tidur pada ba'da Isya' dan bangun pada malam hari untuk melaksanakan sholat malam. "Banyak orang berat badannya naik gara-gara tidurnya kurang. Karena apa? Karena growth hormonnya 'gak keluar," ungkap dr. Zaidul Akbar.