Sahijab – Ramadhan adalah bulan istimewa. Setiap hal baik dalam bulan tersebut dapat bernilai ibadah, selama diniatkan hanya untuk Allah SWT.
Di bulan ini juga pahala melimpah ruah, dan ampunan dibuka selebar-lebarnya. Ada banyak hal yang jika dilakukan selama bulan Ramadhan akan bernilai ibadah dan tentu saja berpahala. Bahkan amalan itu bisa dilakukan sejak sahur hingga berbuka.
Apa saja hal tersebut, Sahijab rangkumkan untuk pembaca.
Amalan sunnah di bulan Ramadan salah satunya bisa dilakukan dengan mengakhirkan waktu sahur. Rasulullah bersabda: "Bersantap sahurlah kalian, karena sahur itu adalah keberkahan (HR. Bukhari)".
Dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda.
لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” [Hadits Riwayat Bukhari 4/173 dan Muslim 1093)
Baca juga: Menu Sahur Praktis untuk Pekan Pertama Ramadhan
Nabi selalu membaca doa sebelum berbuka puasa seperti disampaikan dalam hadist berikut:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَ عَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Artinya: Dari Mu’adz bin Zuhrah, sesungguhnya telah sampai riwayat kepadanya bahwa sesungguhnya jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau membaca (doa), ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu-ed’ (ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka).
Amalan baik lainnya yang bernilai ibadah dan berpahala selama Ramadhan adalah menjaga lisan dari berkata kotor dan berbohong. Kedua perbuatan tersebut bisa menggugurkan pahala puasa jika tetap dilakukan. Seperti disampaikan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari:
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Inti dari berpuasa adalah menahan diri. Setiap yang berpuasa diminta menahan diri dari makan, minum, lisan, perbuatan, juga hubungan seksual. Semua dilakukan mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Bahkan kepada orang yang ditantang berkelahi, Rasul juga meminta orang tersebut untuk menjawab, "saya sedang berpuasa."
Salah satu sedekah yang mudah dan bisa dilakukan adalah memberi makanan pada mereka yang berbuka puasa. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah menyampaikan hal tersebut.
"Barang siapa yang memberi makan orang puasa, maka baginya pahala layaknya orang yang puasa, tanpa mengurangi pahala orang yang tengah berpuasa tersebut sedikitpun,” (HR. Tirmidzi)
Memperbanyak i'tikaf di masjid juga termasuk yang dianjurkan di bulan Ramadhan. Terutama pada 10 malam terakhir Ramadhan, di mana dalam salah satu malam ganjilnya adalah malam laylatul qadr, di mana malam tersebut disebut sebagai malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Nabi Muhammad SAW melakukan i’tikaf di 10 malam terakhir Ramadan dengan bertadarus membaca Al Quran dan merenung sambil berdoa, tidak hanya doa malam lailatul qadar saja.
Ramadhan adalah bulannya Alquran, karena pada bulan tersebut Allah SWT melalui malaikat Jibril menyampaikan Al Quran pada Nabi Muhammad SAW. Seperti disampaikan dalam Al Baqarah:
Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” QS. (Al Baqarah : 185)
Dan membaca Al Quran sangat banyak keutamaannya, sebagaimana disampaikan dalam salah satu hadist:
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan “alif lam mim” satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” ( HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)