Interaksi yang intens dengan para peziarah, dan menjamu orang-orang dari semua lapisan masyarakat, telah membentuk komunitas penduduk Makkah.
"Tumbuh di Mekah seperti berada di Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Dr. Hussain Ghanam, yang tumbuh dan besar dengan berbagai etnis dan budaya.
Haji juga membuat penduduk Mekah lebih terbuka dengan orang-orang baru, dan menerima hal-hal baru yang tidak ada sebelumnya.
"Misalnya, itu berdampak pada masakan kami – masakan Mekah sekarang termasuk masakan India, Bukhari dan Indonesia," lanjutnya.
Meskipun bertahun-tahun telah berlalu, banyak penduduk Mekah masih mengingat hadiah yang biasa dibawa oleh para jemaah dari negara asal mereka. Ada yang memberikan sebagian kepada tuan rumah, dan ada juga yang menjual sisanya di jalanan kota Mekah.
Baca Juga: Tarian Perang 'Taasheer' yang Terus Dilestarikan di Arab Saudi