Sahijab – Banyak kisah mualaf mengharukan yang bisa kita jadikan pelajaran untuk lebih bertakwa kepada Allah SWT, salah satu cerita mualaf yang menginspirasi banyak orang dari Aminah Assilmi. Mungkin banyak yang tidak mengetahui Aminah. Dirinya merupakan seorang Presiden Internasional Union of Muslim Women yang telah meninggal dunia pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.
Dalam berbagai kesempatan, Aminah Assilmi memberikan kisahnya terkait perjalanan hidupnya yang memutuskan untuk memeluk agama Islam. "Saya memeluk Islam 25 tahun lalu. Sangat mengkhawatirkan sebagian besar keluarga saya, dan reaksi mereka sangat parah," kata Aminah Assilmi.
Baca Juga: Kisah Mualaf Gadis Tukang Pesta, Nyaris Bunuh Diri Akibat Depresi
Namun perjalanannya tidak mulus begitu saja, ada sejumlah kenyataan pahit yang dialami oleh Aminah Assilmi, dirinya pernah diancam akan dibunuh oleh salah seorang anggota keluarganya. Bahkan, sebagian besar dari kerabatnya ingin memasukan Aminah Assilmi ke rumah sakit jiwa karena keputusan menjadi mualaf dianggap tidak tepat, selain itu banyak yang menduga dirinya sudah tidak waras.
"Lainnya mencoba mengirim saya ke rumah sakit jiwa, karena mereka tidak percaya saya masuk Islam," kata Aminah Assilmi.
Namun, Aminah Assilmi tidak menyerah begitu saja. Dirinya tetap berpegang teguh untuk mempertahankan keimanannya dalam memeluk agama Islam. Aminah Assilmi coba mengaplikasikan dalam kesehariannya bahwa Islam adalah ajaran yang sangat baik dan menenteramkan. Perlahan keluarga Aminah mulai menerimanya sebagai seorang Muslim.
Baca Juga: Kisah Mualaf Sheikha Golani, Dari Musik ke Sujud
Dia mengatakan, berkat sikapnya yang coba memperlihatkan sisi baik seorang Muslim, akhirnya sebagian besar keluarganya menjadi mualaf. "Sebagian besar keluarga saya sekarang Muslim. Alhamdulillah," tutur Aminah.
Aminah Assilmi juga mengungkapkan fakta yang tidak terbantahkan, karena Islam adalah segalanya baginya. Sebab, ia tahu kekuatan Islam serta kuasa Allah Subhanahu wa ta'ala. "Saya sadar kasih sayang-Nya, rahmat-Nya. Saya sadar akan ampunan-Nya, keadilan-Nya. Saya tahu tidak ada yang lebih baik. Saya ingin membagikan semua ini kepada semua orang," kata Aminah.
Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim. Ibunya lantas berkata, ''OK, baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu,'' pesan ibunya. Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi Muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.
Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam. Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.