Sahijab – Pada fashion show yang bertajuk Indonesian Batik and Tenun to The World in Muslim Attire yang diselenggarakan pada waktu lalu di Kanada terdapat sebanyak 20 model kanada pakai busana muslim batik dan tenun Indonesia, juga busana muslim karya desainer ternama Indonesia di atas catwalk di Toronto.
Para model berjalan di catwalk yang dibuat di aula Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Toronto, Kanada. Mereka mengenakan busana karya Itang Yunasz, Dian Pelangi, kain tenun karya Emmy Thee, dan batik etnik Boroko. Selain itu, para model mengaku kagum dengan batik dan kain tenun khas Indonesia. Menurut mereka busana muslimah sangat cocok dengan cuaca dingin di Amerika Utara.
Chef Editor Preferred Magazine Carlo Greco yang hadir mengatakan, busana bermotifkan batik dan kain tenun khas Indonesia yang dikenakan para model sangat indah dan menarik.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Sampaikan Dakwah Virtual Melalui Metaverse
“Sejujurnya awalnya saya tidak menduga busana yang ditampilkan sebagus ini dan juga para modelnya. Ini mengejutkan dan saya benar-benar menikmati acara ini,” kata Carlo Greco.
Zahirah Quevedo, seorang desainer kreatif berpendapat, baginya desain tekstil dan warna keindahannya itu bagaimana mereka disatukan. “Ini pertunjukan yang sangat indah, dan sejujurnya saya senang mereka membawa Kanada,” katanya.
Dia berharap kaum muda dapat melihat desain pakaian yang sangat penting ini. Adapun Kaitlin Nicole mengatakan, busana muslim karya Dian Pelangi yang dikenakannya saat berjalan di atas catwalk sangat nyaman menutupi tubuhnya. “Saya suka. Konsistensinya luar biasa. Anda tahu warna dan rasanya. Sejujurnya desainnya mendasar dan sempurna,” kata Zahirah Quevedo.
Baca Juga: Syahrini Jadi Model NFT Hijab Pertama Di Dunia Dengan Warna Lilac
Kegiatan yang dilakukan dalam prosedur kesehatan masa pandemi ini digagas KJRI Toronto bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Toronto dan Maison de Couture International.
Hadir pada kesempatan itu, Consul General of Malaysia Henry Leong Bee Lee, Chair of the Canada Indonesia Parliamentary Friendship Group Victor Oh, Acting Konsul Jenderal RI Toronto Sadikin, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DPW) KJRI Toronto Luki Agustini yang juga koleksi baju dari Bita’s Collection, dan sejumlah warga Kanada dan Indonesia.
Sadikin mengatakan bahwa, semenjak adanya pengakuan dari United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bahwa batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda pada 2009, ekspor batik mengalami peningkatan yang signifikan. Diplomasi batik yang dilakukan selama ini menjadikan batik sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan.
“Batik adalah salah satu ikon budaya dan identitas bangsa Indonesia. Para diplomat di luar negeri adalah duta-duta batik Indonesia. Sebagaimana yang dikatakan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi pada Hari Batik Nasional lalu, bahwa batik adalah warisan budaya luhur bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya dan diteruskan kepada generasi muda Indonesia,” kata Retno.
KJRI Toronto ikut serta mendorong industri batik dan tenun serta pakaian muslim Indonesia untuk go international, termasuk para desainernya. Juga berupaya mencarikan peluang-peluang pasar untuk produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).