Al Qarni tidak memiliki anak, dan peninggalan itu diturunkan kepada saudaranya dan masih dalam perlindungan keluarga yang sama. Keluarga al Qarni tinggal di Anatolia selatan selama berabad-abad. Namun, mereka kemudian bermigrasi ke Kuşadas di wilayah Aegea. Pada abad ke-17, Sultan Ottoman Ahmet I meminta mereka untuk membawa relik suci ke Istanbul dimana relik suci Islam lainnya disimpan.
Samir mengatakan bahwa jubah itu akan dipajang hingga 29 April, satu hari sebelum malam Ramadhan Bayram, juga dikenal sebagai Idul Fitri, hari libur Muslim yang menandai akhir Ramadhan.
Dia mengatakan mereka hanya meminta pengunjung untuk berhati-hati terhadap COVID-19. "Kami akan menerapkan beberapa pembatasan dan kami mengimbau pengunjung untuk mematuhinya," katanya.
Istanbul menampung sebagian besar relik sucinya di Istana Topkapi sejak penaklukan Sultan Selim, atas Mesir pada abad ke-16. Di mana Sultan mengumpulkan barang-barang peninggalan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang saat itu berada dalam pengawasan kekhalifahan Mamluk, bersama dengan kendali kekhalifahan global umat Islam. Diantaranya adalah panji perang dari zaman kenabian, gigi, rambut, janggut serta sandal dan mangkok yang digunakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.