Sahijab – Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Australia-Selandia Baru, Profesor Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir menyatakan bahwa musibah bencana alam tidak bisa disamakan dengan azab atau hukuman dari Tuhan.
Hal ini ia sampaikan saat mengisi acara Peringatan Isra' Miraj dan Doa Bersama untuk Korban Gempa bertajuk Perjalanan Muslim Indonesia dalam Memajukan Peradaban yang digagas PCINU Turki secara virtual melalui Zoom.
“Berbicara mengenai bencana alam, biasanya di media sosial ada yang menganggap bencana alam sebagai azab. Saya menolak sikap menyalahkan dan menyalahkan korban,” ungkap Gus Nadir.
Baginya menganggap kejadian bencana alam sebagai hukuman dari Tuhan, secara tidak langsung membuat respon semakin banyak korban yang jatuh akan semakin baik karena semakin banyak “pendosa” yang terkena azab. Selain itu, menganggap bencana sebagai bentuk azab juga dikhawatirkan mengerdilkan empati seseorang.
“Kalau begitu, maka tidak perlu diantisipasi, padahal bencana gempa ini penduduknya harus diberi penanganan dan edukasi. Tapi kalau dianggap azab, maka kita biarkan dan ini merupakan perangkap jebakan seolah kita lebih alim," Jabar putra bungsu pendiri dan rektor pertama Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) dan Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ), KH Ibrahim Hosen tersebut.
Padahal kita tidak pernah tahu dan itu bisa terjadi pada siapapun,” tulisnya.