Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dr. Taruna Ikrar, M.Pharm., MD., Ph.D, mengakui bahwa angka penderita kanker di Indonesia cenderung tinggi. "Kalau kita hitung, angka kelahiran 4,7 persen. Berarti sekitar 4,8 juta orang lahir setiap tahun. Namun, dari 4,7 juta itu, ada 400 ribu yang berpeluang menjadi kanker," ujar Taruna Ikrar.
Setiap tahun, kasus baru kanker mencapai 420 ribu, dan angka kematian mencapai 60 persen, atau sekitar 240 ribu orang. "Sebagai pemerintah, kami berharap ada produk inovatif dan variasi teknologi baru untuk melawan penyakit ini," tambahnya.
Salah satu upaya penting dalam pencegahan dan pengobatan kanker adalah pembangunan dan pengembangan fasilitas produksi onkologi. BPOM turut meresmikan fasilitas produksi produk onkologi di Global Onkolab Farma (GOF).
"Perluasan fasilitas produksi produk onkologi ini merupakan perwujudan komitmen kami terkait optimalisasi penanganan kanker di Indonesia. Kami melakukan perluasan baik dari sisi sediaan produk, kapasitas produksi, hingga teknologi. Kami meyakini langkah inovatif ini dapat memperluas akses kesehatan serta ketahanan kesehatan yang lebih kuat," papar Irawati Setiady, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk.
Perluasan fasilitas produksi ini mencakup injeksi cair, beku kering, tablet, dan kapsul keras dengan kapasitas total sebesar 5 juta vial sediaan steril dan 50 juta unit tablet atau kapsul untuk sediaan solid yang dapat digunakan untuk kemoterapi, terapi hormon, dan terapi target untuk pasien kanker di Indonesia. Hal ini menjadikan GOF sebagai fasilitas produksi obat terapi target pertama di Indonesia.