_Industri farmasi halal di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari sertifikasi bahan baku hingga regulasi. Simak detailnya di sini._
Industri farmasi halal di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan yang signifikan. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa salah satu tantangan utama adalah proses sertifikasi bahan baku dan fasilitas produksi. "Bukan hanya proses produksinya yang harus memenuhi standar halal, tetapi juga bahan baku dan fasilitas produksinya," kata Dante dalam acara Kumparan Halal Forum di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Salah satu contoh dramatis dari tantangan ini terjadi selama pandemi COVID-19. Dante mengingatkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan bahan baku obat untuk memproduksi antivirus seperti oseltamivir dan avigan. "Saya ingat, saya harus minta kepada Direktur PT Garuda Indonesia untuk menerbangkan pesawat Garuda ke Haiderabad, India hanya untuk mengambil 10 kg bahan baku obat. Bayangkan, satu pesawat dikirim untuk mengambil 10 kg bahan baku obat," ungkapnya.
Dalam konteks farmasi halal, sertifikasi bahan baku menjadi tantangan tersendiri. Semua proses, mulai dari bahan mentah hingga produk akhir, harus melalui sertifikasi halal. "Tidak hanya pada proses pembentukan obatnya saja yang harus halal, ternyata bahan baku obatnya pun harus halal. Jadi serta produksinya juga harus halal," jelas Dante.