• Photo :
        • Ilustrasi puasa.,
        Ilustrasi puasa.

      Inilah “pahala psikologis” puasa Senin Kamis. Untuk itu, siapa saja yang ingin hari-harinya bahagia dapat terus memproduksi hormon endorfin dengan cara berpuasa Senin Kamis. Tak hanya itu, bagi yang berpuasa Senin Kamis, hari-harinya diliputi harapan. Karena, pada saat Magrib menjelang, ada harapan berbuka puasa.  

      Bagi Nabi SAW sendiri, puasa Senin dan Kamis memiliki dimensi historis. Bersumber dari Qatadah al-Anshari, Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin. Lalu, Nabi SAW menjawab, “Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku.” (HR. Muslim).

      Kiai Syamsul menjelaskan, amaliah puasa Senin Kamis, bukan satu paket yang tidak bisa dipisah. Untuk tahap awal, seseorang boleh memilih berpuasa pada hari Senin atau Kamis. Nabi SAW mengajarkan, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim). Setelah terbiasa dapat berpuasa pada kedua hari itu.

      Selain itu, secara sosiologis, puasa Senin Kamis dipandang dapat memelihara rasa simpati dan empati kepada yang kurang beruntung. Sehingga, mendorong seseorang untuk meningkatkan jiwa filantropi kepada sesama. Diharapkan puasa Senin Kamis dapat memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan miskin.

      Dalam konteks biologis, tubuh kita juga sejatinya perlu istirahat. Misalnya organ pencernaan. Puasa sunah Senin Kamis dipercaya dapat memperbaiki, memelihara, bahkan menyembuhkan organ pencernaan. Sistem kinerja pencernaan yang prima di dalam tubuh manusia didapat dengan didawamkannya puasa Senin dan Kamis ini.

      Baca juga: UAS: Enam Amalan Anak untuk Orang Tua yang Meninggal​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan