• Photo :
        • Ustaz Abdul Somad,
        Ustaz Abdul Somad

      Sahijab – Umat Muslim tidak dianjurkan untuk menyimpan uang. Namun, Islam justru menganjurkan untuk memutar uang yang dimiliki, agar beredar di masyarakat. 

      Lalu, bagaimana cara memutar uang tersebut? Ustadz Abdul Somad atau UAS, menjelaskannya dalam ceramah yang ditayangkan melalui video streaming di akun youtube resminya.

      "Islam tidak menganjurkan orang menyimpan uang. Uang ketika disimpan, maka dikenakan zakat 2,5 persen setiap tahun. Tetapi, Islam menganjurkan uang ini mesti beredar, (mesti) dipakai. Maka, muncullah mudharabah bagi hasil," ujar UAS, seperti dikutip Sahijab dari Republika.co.id.

      Baca juga: Heboh Kalung Anticorona, Ustadz Abdul Somad Ingatkan soal Batu Ponari

      Saat ini, lanjut UAS, banyak orang yang memilih menyimpan uang. Misalnya, seseorang ketika sudah pensiun, lalu mendapat uang senilai Rp 5 miliar, kemudian disimpan di bank. "Lalu, tiap bulan dia makan, makan riba. Akhirnya, adrenalinnya, semangat hidupnya begitu-begitu saja, stagnan, tidak dinamis," jelasnya.

      Kondisi demikian, menurutnya, berbeda dengan zaman Rasulullah SAW, di mana saat itu ketika orang memiliki uang, kemudian dipinjamkan ke orang lain sebagai modal usaha. 

      Di sinilah terjadi mudharabah. "Kalau untung kita tanggung bersama, dapat bagian dari bagi hasil. Kalau rugi, kita tanggung bersama," katanya.

      UAS melanjutkan, orang yang meminjamkan uangnya sebagai modal usaha itu doanya akan lebih khusyuk. "Khusyuknya luar biasa. Misalnya, kalau dia pinjamkan orang untuk ternak ikan atau tanaman, dia berdoa, ‘Ya Allah, jangan sampai ikannya mati, tanamannya subur. Akan bangkit semangatnya, jantung pun akan sehat," ujarnya.

      Dengan begitu, UAS menambahkan, muncul pula semangat baru melalui mudharabah itu. "Muncul adrenalin, ada silaturahim, doa, dan interaksi sosial," kata alumni Universitas al-Azhar Mesir itu.

      Ustadz yang menyelesaikan pendidikan S2 di Darul Hadits Maroko itu juga mengingatkan, dalam berbisnis, prinsip yang harus dimiliki sebagaimana ajaran Rasulullah, di antaranya yakni ambil untung sedikit, tetapi banyak pelanggan.

      Bila prinsipnya agar mencari keuntungan sebesar-besarnya dari satu atau sedikit orang, apalagi menyulitkan, menekan hingga menipu, tentu pelanggan yang telah bertransaksi itu tidak akan datang lagi.

      "Itulah yang pertama dan terakhir. Selesai tidak mau berhubungan lagi. Tetapi, kalau kita buat banyak orang (pelanggan), keuntungan memang tidak seberapa, tetapi sesungguhnya ada perputaran yang luar biasa di sana," tambah UAS.

      Baca juga: UAS: Enam Amalan Anak untuk Orang Tua yang Meninggal​

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan