Sahijab – Pohon mahoni atau Swietenia macrophylla, banyak tumbuh di Indonesia dan banyak dimanfaatkan kayunya. Lalu bagaimana dengan biji mahoni, apakah ada manfaatnya untuk kesehatan tubuh manusia?
Manfaat biji mahoni ternyata telah digunakan sejak lama, terutama pengobatan tradisional di China. Biji atau buah mahoni ini biasa digunakan sebagai obat herbal yang membantu melancarkan peredaran darah, mengobati diabetes dan menyembuhkan impotensi.
Meskipun bukti ilmiah yang menegaskan manfaat biji mahoni sebagai obat herbal masih lemah, banyak orang telah menggunakannya. Selain itu, beberapa kandungan di dalamnya juga dipercaya manjur untuk mengatasi masalah kesehatan. Dikutip Sahijab dari Sky Fruit Seeds berikut manfaatnya.
Baca Juga: Manfaat Gandum untuk Kesehatan Terutama Penderita Diabetes
Biji mahoni atau buah langit ini memiliki efek kesehatan dari beberapa zat kimia yang dikandung. Setidaknya ada tiga bahan aktif di dalamnya yang diketahui bermanfaat bagi kesehatan antara lain flavonoid, saponin dan alkaloid.
Flavonoid merupakan senyawa fenolik yang mengandung banyak pigmen tumbuhan. Flavonoid bermanfaat bagi manusia terutama karena merupakan antioksidan yang membasmi radikal bebas dan racun, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Sifat anti-oksidasi dari flavonoid membuat biji ini efektif untuk melawan berbagai penyakit. Baik yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh oksidasi, seperti penumpukan LDL, tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Flavonoid juga meningkatkan sistem kardiovaskular dengan memperlancar sirkulasi darah, membersihkan pembuluh darah dari penyumbatan kolesterol, dan mencegah wabah arteriosklerosis.
Flavonoid memiliki sifat anti-inflamasi yang mencegah peradangan jaringan.
Flavonoid bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit yang mematikan rasa sakit yang disebabkan oleh cedera jaringan.
Saponin adalah glukosida yang membentuk busa sabun bila dicampur dengan air. Ini adalah sabun alami yang berasal dari tumbuhan, dan diketahui memiliki sifat hipoglikemik bila dikonsumsi secara oral.
Kandungan saponin pada biji mahoni membuatnya menjadi obat alami yang ampuh untuk penderita diabetes mellitus. Meskipun saponin adalah sabun, namun tidak menimbulkan efek racun bagi hewan berdarah panas jika tertelan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al dari Ekiti State University, Nigeria, dan diterbitkan dalam Journal of Drug Delivery & Therapeutics, efek hipoglikemik saponin bahkan lebih kuat daripada obat antidiabetes generik, terutama metformin.
Dengan demikian masuk akal bagi kita untuk menyimpulkan bahwa, menggunakan biji mahoni untuk pengobatan diabetes adalah salah satu cara alami terbaik untuk mempertahankan tingkat normal gula dalam darah.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa, saponin ampuh mengatasi disfungsi ereksi, terutama yang berhubungan dengan diabetes. Percobaan pada tikus menunjukkan bahwa pemberian saponin dosis tinggi pada tikus, berhasil meningkatkan rasio tekanan intrakavernosa. Banyak herbal yang mengandung saponin, terutama ginseng, telah dikonsumsi secara teratur oleh pria untuk meningkatkan kejantanan.
Salah satu manfaat terbesar dari biji mahoni adalah dapat membuat tubuh menjadi basa dengan kandungan alkaloidnya. Di mana kebanyakan penyakit terjadi ketika tingkat pH tubuh terlalu rendah. Segala sesuatu yang mencemari tubuh, termasuk racun dan radikal bebas, bersifat asam.
Kandungan alkaloid dalam biji mahoni efektif untuk detoksifikasi tubuh dan mencegah oksidasi dan efek merusaknya. Tubuh akan lebih sehat dan segar. Lingkungan alkali juga merupakan tempat yang buruk bagi sel kanker untuk tumbuh. Dengan mengkonsumsi biji mahoni secara teratur, tubuh akan lebih kebal terhadap kanker dan sistem kekebalan tubuh akan meningkat.
Penelitian lebih lanjut tentang biji mahoni diperlukan, untuk memperjelas manfaatnya bagi kesehatan.
Baca Juga: 10 Manfaat Buah Mahkota Dewa, Bukan Hanya Tanaman Hias Biasa
Sampai saat ini memang tidak ada laporan yang mengatakan bahwa biji mahoni menyebabkan efek samping. Namun, berdasarkan teori ilmiah, ada efek samping yang mungkin terjadi jika bahan aktif flavonoidnya dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Free Radical Biology and Medicine, flavonoid memiliki kecenderungan memiliki sifat mutagenik dan genotoksik. Pada dosis sedang, sifat-sifat berbahaya tersebut tidak akan terpicu dan flavonoid akan tetap bermanfaat bagi kesehatan.