• Photo :
        • Ilustrasi kerokan,
        Ilustrasi kerokan

      Jakarta – Kerokan adalah salah satu praktik tradisional yang populer di beberapa budaya kawasan Asia, termasuk di Indonesia. Praktik ini melibatkan penggunaan benda tumpul, seperti uang logam atau benda khusus yang disebut kerok, untuk menggosok kulit dengan tujuan menghilangkan rasa sakit atau penyakit tertentu. 

      Meskipun kerokan dianggap sebagai pengobatan alternatif yang efektif oleh sebagian orang, praktik ini sebenarnya memiliki sejumlah bahaya potensial yang perlu diperhatikan. Apa bahayanya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

      1. Cedera Kulit

      Kerokan dapat menyebabkan cedera pada kulit. Saat benda tumpul digosokkan dengan tekanan pada kulit, bisa terjadi lecet, luka gores, atau peradangan kulit. 

      Jika alat yang digunakan tidak steril, risiko infeksi juga meningkat. Terutama jika kulit sensitif atau ada masalah kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti luka, eksem, atau dermatitis, praktik kerokan dapat memperburuk kondisi tersebut.

      2. Perdarahan dan Memar

      Tekanan yang diberikan pada kulit selama proses kerokan bisa menyebabkan perdarahan dan memar. Metode kerokan yang tidak hati-hati atau terlalu agresif dapat merusak pembuluh darah di bawah permukaan kulit, menyebabkan perdarahan kecil yang dapat mengakibatkan munculnya bintik-bintik merah atau memar. Pada beberapa kasus, perdarahan yang berlebihan dapat terjadi, yang memerlukan perhatian medis.

      3. Infeksi dan Penyakit Menular

      Praktik kerokan yang dilakukan tanpa alat yang steril atau dalam keadaan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan risiko infeksi. Infeksi bakteri, seperti staphylococcus atau streptococcus, dapat terjadi melalui luka yang terbuka akibat kerokan. 

      Selain itu, kerokan juga dapat menjadi cara penyebaran penyakit menular, terutama jika alat yang sama digunakan oleh beberapa orang tanpa sterilisasi yang memadai.

      4. Kerusakan pada Jaringan dan Otot

      Kerokan yang dilakukan secara kasar atau dengan tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dan otot di bawah kulit. Goresan yang terlalu dalam dapat merusak struktur jaringan dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan. 

      Jika kerokan dilakukan dengan tidak benar pada area tertentu, seperti tulang belakang atau tulang rusuk, ada risiko cedera serius pada organ internal.

      5. Efek Psikologis

      Selain risiko fisik, kerokan juga dapat memiliki efek psikologis negatif pada individu yang mengalaminya. Beberapa orang mungkin mengalami kecemasan, rasa takut, atau ketidaknyamanan saat menjalani praktik ini. Efek negatif ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang.

      Meskipun kerokan dianggap sebagai metode pengobatan alternatif yang populer, perlu diingat bahwa praktik ini tidak bebas dari risiko. 

      Penting bagi individu untuk mempertimbangkan risiko ini dan memilih perawatan kesehatan yang lebih aman dan terbukti secara medis untuk mengatasi masalah kesehatan. 

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan