• Photo :
        • Ilustrasi berbuka puasa.,
        Ilustrasi berbuka puasa.

      Sahijab – Niat puasa ganti dibulan ramadhan atau niat qadha puasa menjadi salah satu cara Allah SWT dalam memberikan keringanan terhadap umatnya yang tidak dapat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan yang lalu.

      Allah SWT telah memberikan perintah kepada umatnya untuk melakukan puasa qadha yang tertulis di dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 184.

      أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

      "Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, (kemudian tidak puasa), maka wajib menggantinya pada hari-hari yang lain." (QS: Al-Baqarah: 184).

      Selain itu, perintah mengqadha atau mengganti puasa juga disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW melalui hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. 

      Baca Juga: Kisah Ashabul Kahfi, 7 Pemuda Yang Ditidurkan Allah SWT

      "Dari Aisyah radhiyallahuanha berkata, "Dahulu di zaman Rasulullah SAW kami mendapat haidh. Maka kami diperintahkan untuk mengganti puasa." (HR. Muslim).

      Sementara puasa Ramadhan merupakan hal yang wajib dilaksanakan bagi seluruh kaum muslim yang memenuhi syarat, namun terdapat seseorang dengan keadaan tertentu dapat meninggalkannya. Akan tetapi perlu menjadi catatan, orang yang tak berpuasa di bulan Ramadhan wajib menggantinya di hari lain setelah Ramadhan.

      Niat Puasa Ganti Dibulan Ramadhan atau Niat Puasa Qadha

      Seperti ibadah lainnya dalam Islam, maka melakukan qadha puasa Ramadhan atau mengganti puasa Ramadhan juga harus dilakukan dengan niat.  Niat qadha puasa Ramadhan adalah sebagai berikut:

      نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى 

      Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ. 

      Artinya: “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

      4 Golongan Yang Tidak Boleh Berpuasa di Bulan Ramadhan

      Terdapat empa empat golongan yang diperbolehkan untuk tidak menjalankan selama ibadah puasa Ramadhan serta satu golongan yang dilarang berpuasa. Walaupun diperbolehkan untuk tidak berpuasa, empat golongan ini tetap wajib mengganti puasanya di kemudian hari.

      Dikutip dari berbagai sumber. Berikut ini Sahijab sajikan untuk Anda.

      1. Wanita Hamil dan Menyusui

      Nabi Muhammad bersabda dalam hadis riwayat Ahmad, "Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla menghilangkan pada musafir separuh shalat. Allah pun menghilangkan puasa pada musafir, wanita hamil dan wanita menyusui."

      Sementara satu golongan yang dilarang untuk berpuasa adalah wanita dalam keadaan haid dan nifas. Nabi bersabda dalam Hadis Riwayat Bukhari, "Bukankah ketika haid, wanita itu tidak salat dan juga tidak puasa. Inilah kekurangan agamanya."

      Baca Juga: Sosok Dr Muhammad Mohiuddin Yang Sukses Cangkok Jantung Babi

      Wanita yan sendang menstruasi dan nifas dilarang berpuasa selama masa haid dan nifas tersebut. Namun, mereka tetap harus mengganti puasa di kemudian hari.

      2. Orang Sakit

      Orang sakit juga dapat meninggalkan puasa di bulan Ramadhan. Meski tidak berpuasa, namun orang tersebut harus membayar puasanya tersebut.. Dalam hal ini, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."

      3. Lanjut Usia

      Selain itu orang yang sudah lanjut usia serta tidak mampu lagi menjalankan ibadah puasa diberi kelonggaran untuk tidak berpuasa. Sebagai gantinya, orang tua ini diwajibkan untuk membayar fidyah dengan memberi makan fakir miskin setiap kali orang tersebut tidak berpuasa.

      Dalam Surat Al-Baqarah ayat 184 Allah berfirman "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin."

      4. Orang dalam Perjalanan Jauh

      Dalam hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersafar melihat orang yang berdesak-desakan. Lalu ada seseorang yang diberi naungan. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, "Siapa ini?" Orang-orang pun mengatakan, "Ini adalah orang yang sedang berpuasa."

      Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah suatu yang baik seseorang berpuasa ketika dia bersafar."

      Hal ini yang membuat seseorang yang melakukan perjalanan jauh saat berpuasa ini diizinkan untuk tidak berpuasa apabila kondisinya berat dan menyulitkan. Namun tetap memiliki kewajiban mengganti utang puasanya di hari lain.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan