Terpisah, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menekankan, aparat kewilayahan di tingkat daerah mulai dari Kepala Desa hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) untuk mempunyai inisiatif proaktif dalam mensosialisasikan penanganan COVID-19 dan mekanisme bantuan yang siap diberikan.
Selain itu, Uu menekankan, aparat kewilayahan berkoordinasi dengan segera kepada petugas dinas setempat atau tim gugus setempat. "Jangan teriak-teriak di media sosial. Harus bisa menjadi pemimpin yang bijaksana," ujarnya.
Uu menerangkan, bantuan untuk warga Jawa Barat, yang terdampak Covid-19 bersumber dari beberapa program, yaitu kartu program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, bantuan sosial dari presiden untuk perantau di Jabodetabek, dana desa (bagi kabupaten), dan kartu prakerja. Serta, gerakan nasi bungkus yang bertujuan untuk memastikan semua masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokok.
"Bantuannya juga berbeda nilai, jenis, dan waktu penyebaran dan mekanismenya. Warga yang sudah dapat bantuan dari satu program, tidak akan dapat bantuan dari program yang lain. Jangan semua berharap oleh dana provinsi. Provinsi ini hanya membantu sebagian mereka yang belum tercover," tambahnya.
Baca juga: Ini Dalilnya Shaf Sholat Berjarak di Tengah Pandemi Corona