Jakarta – Penelitian baru telah mengeksplorasi bagaimana tidur, tingkat oksigen, dan olahraga memengaruhi kemampuan kita untuk melakukan tugas-tugas mental.
Tidur adalah hal fundamental dalam menjaga gaya hidup sehat, dengan rekomendasi bagi orang dewasa antara tujuh hingga sembilan jam per malam. Namun, ulasan terbaru menunjukkan bahwa 40 persen dari populasi global tidak mendapatkan cukup tidur.
Konsekuensi dari kekurangan tidur kronis termasuk penyakit kardiovaskular, obesitas, gangguan neurodegeneratif, dan depresi. Dalam jangka pendek, kurang tidur dapat mengurangi kinerja kognitif (CP), yang berdampak pada daya tahan perhatian, penilaian, dan keadaan emosional.
Sebuah studi yang dipimpin oleh University of Portsmouth telah menemukan bahwa kinerja kognitif meningkat selama sesi latihan intensitas sedang, tanpa memperhatikan status tidur atau tingkat oksigen seseorang.
“Kami tahu dari penelitian yang sudah ada bahwa olahraga meningkatkan atau menjaga kinerja kognitif kita, bahkan ketika tingkat oksigen berkurang. Tetapi ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa ini juga meningkatkan CP setelah kurang tidur penuh dan sebagian, dan ketika dikombinasikan dengan hipoksia,” kata Dr. Joe Costello, dari School of Sport, Health & Exercise Science (SHES) University dikutip dari University of Portsmouth, Selasa, 28 November 2023.
“Temuan ini secara signifikan menambah pengetahuan kita tentang hubungan antara olahraga dan stres ini, dan membantu memperkuat pesan bahwa gerakan adalah obat untuk tubuh dan otak,” imbuhnya.