Sahijab – Perbuatan maksiat adalah perilaku atau tindakan manusia yang melanggar hukum moral yang bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala.
Terdapat dua perilaku maksiat yang akan Allah SWT segerakan siksanya selama hidup di dunia, sebelum mati dan sebelum kelak dibangkitkan pada hari kiamat.
Penegasan ini, menurut Prof Didin Hafidhuddin, seperti dikutip Sahijab dari Republika.co.id, sebagaimana disampaikan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Beliau bersabda:
"Dua dosa yang dipercepat balasannya di dunia oleh Allah SWT, yaitu berlaku zalim dan berlaku kasar kepada kedua orang tua." (HR Thabrani dari Ibn Asakirah)
Baca juga: Ganjaran Bagi Orang yang Bangga dengan Maksiat
Hadits di atas memberikan gambaran yang sangat jelas, sekaligus peringatan kepada orang-orang yang beriman, bahwa berlaku zalim dan aniaya kepada orang atau pihak lain dan berlaku buruk kepada kedua orang tua, adalah sama halnya dengan mengundang azab dan malapetaka bagi diri sendiri, baik dalam kehidupan di dunia ini maupun di akhirat nanti.
Kezaliman yang pengejawantahannya sangat bervariasi, dalam praktiknya bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh orang atau kelompok manapun. Seorang suami yang tidak bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, yang tidak memberikan nafkah lahiriyah maupun batiniyah, dan tidak mengayomi serta mendidik mereka, bahkan berlaku kasar dan kejam kepada mereka, adalah suami yang zalim. Seorang istri yang tidak mempedulikan kewajiban kepada suami dan anak-anaknya, bahkan membangkang kepadanya, adalah istri yang zalim.
Majikan yang hanya menekankan kewajiban para pegawai dan karyawannya, tanpa mengimbanginya dengan pemberian hak yang wajar dan manusiawi kepada mereka, adalah majikan yang zalim.
Demikian pula, pegawai dan karyawan yang hanya menuntut haknya tanpa peduli dengan pemenuhan tugas dan kewajibannya adalah karyawan yang zalim. Penguasa atau pemerintah yang tidak mempedulikan nasib rakyatnya, bahkan sama sekali tidak memiliki empati terhadap penderitaan mereka, atau penguasa yang hanya ingin disanjung, dipuja, dan dipahami kehendaknya oleh rakyatnya, tanpa mau memahami aspirasi rakyatnya, bahkan mengusung dan memasung kreativitas mereka, adalah penguasa yang zalim.
Demikian pula, memfitnah, mengadu domba, mengambil hak orang lain, adalah perbuatan zalim, yang apabila tidak segera disadari oleh para pelakunya akan mengundang kemurkaan Allah SWT di dunia ini, dan di akhirat akan berada dalam kegelapan yang teramat dahsyat dan menakutkan. Rasulullah SAW bersabda:
"Takutlah kalian terhadap perbuatan menzalimi orang lain, karena kezaliman tersebut akan menyebabkan kegelapan pada Hari Kiamat."
Sikap buruk dan tidak menghormati, serta tidak menyayangi kedua orang tua, adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di dunia ini. Jika sikap ini dilakukan, akan mengundang kemurkaan dari Allah SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan (baik dalam ucapan maupun perbuatan) merupakan suatu kewajiban agama, sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Allah SWT berfirman:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia." (QS 17: 23)
Baca juga: Maksiat Menyebabkan Kesialan? Ini Penjelasan Ibnu Qayyim