Menurut analisis oleh tim peneliti, tanda-tanda awal kerusakan hati terlihat ketika peserta minum teh hijau lebih dari biasanya. Di mana pesertanya wanita, melihat enzim yang mengindikasikan stres hati meningkat hampir 80 persen setelah mengonsumsi suplemen teh hijau selama sembilan bulan.
Peneliti mencatat bahwa risiko toksisitas hati ini hanya terkait dengan suplemen teh hijau tingkat tinggi. Bukan dengan mengonsumsi ekstrak teh hijau dosis rendah atau bahkan minum teh hijau.
Namun, tim peneliti berpikir bahwa mereka telah mengambil langkah untuk memprediksi siapa yang dapat dengan aman menikmati manfaat kesehatan. Yaitu mereka yang diberikan hanya teh hijau dengan cara diseduh dan diminum, bukan konsumsi suplemen teh hijau.