Praktik kerokan yang dilakukan tanpa alat yang steril atau dalam keadaan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan risiko infeksi. Infeksi bakteri, seperti staphylococcus atau streptococcus, dapat terjadi melalui luka yang terbuka akibat kerokan.
Selain itu, kerokan juga dapat menjadi cara penyebaran penyakit menular, terutama jika alat yang sama digunakan oleh beberapa orang tanpa sterilisasi yang memadai.
Kerokan yang dilakukan secara kasar atau dengan tekanan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan dan otot di bawah kulit. Goresan yang terlalu dalam dapat merusak struktur jaringan dan menyebabkan nyeri yang berkepanjangan.
Jika kerokan dilakukan dengan tidak benar pada area tertentu, seperti tulang belakang atau tulang rusuk, ada risiko cedera serius pada organ internal.