Sahijab – Kementerian Agama Republik Indonesia mewaspadai adanya potensi konflik dan kekerasan dapat saja terjadi, seiring meluasnya pandemi COVID-19 yang tak kunjung berakhir. Isu yang melatarbelakangi dapat berbagai macam, mulai isu politik hingga isu agama.
Baca Juga: Kemenag Sediakan Materi Khutbah Jumat Lewat Literasi Digital
Dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag RI, terungkap bahwa masalah kekerasan masih menjadi salah satu perhatian dalam prioritas program empat tahun ke depan.
Wilayah yang luas, masyarakat yang heterogen, dan banyaknya agama serta aliran menjadi celah yang dapat menjadi pemicu konflik.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemang RI, Kamaruddin Amin mengungkapkan, pihaknya akan meningkatkan intensitas penyelesaian konflik berbasis agama.
"Arah maupun dinamika keberagamaan serta perubahan sosial di era disrupsi informasi ini dapat berubah-ubah. Kita perlu menekankan moderasi beragama dengan berbagai perangkat yang kita miliki," ujar Kamaruddin Amin saat membuka rapat Renstra Ditjen Bimas Islam tahun 2020-2024 yang digelar melalui webinar di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.