Sahijab – Salah satu langkah penting pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia, adalah melakukan vaksinasi terhadap rakyat Indonesia. Pilihannya sudah ditetapkan, barangnya sudah hadir, yaitu vaksin Sinovac.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat juga sudah memberikan fatwa dan sertifikat halal untuk vaksin made in China ini. Ditambah lagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan izinnya, dan vaksin ini gratis.
Menurut Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL), Rakhmad Zailani Kiki, seharusnya dengan statusnya yang kuat dengan biaya yang ditanggung pemerintah, sudah dapat meyakinkan seluruh rakyat Indonesia untuk mau divaksin. Tetapi, das sein, masih ada narasi buruk yang dbuat, dihembuskan terus oleh pihak-pihak tertentu tentang vaksin Sinovac ini yang menimbulkan keragu-raguan, kecurigaan, bahkan penolakan.
Baca juga: MUI Pastikan Vaksin Sinovac Halal dan Suci
Dalam ajaran Islam, jika sudah menyangkut urusan mashalahat hifdzunnafs, menjaga keselamatan jiwa, maka tidak ada pilihan bagi ulama dan umat Islam, selain mendukung pemerintah dan turut melawan narasi buruk tersebut dengan berbagai cara. “Ulama dan umat harus mendukung pemerintah, untuk menjadi seperti Si Penunggang Kuda melawan ular dan racunnya dalam kisah sufi karya Salim Abdali dari Rumi (1700-1765), agar vaksinasi dapat berjalan sukses,” ujarnya, seperti dikutip Sahijab dari keterangannya.
Si Penunggang Kuda, kemudian mencambuk orang yang tertidur tersebut sampai terbangun. Karena mendesaknya waktu, Si Penunggang Kuda pun memaksa orang itu pergi ke tempat yang terdapat sejumlah buah apel yang busuk, dan memaksanya memakan buah-buah busuk itu. Setelah itu, Si Penunggang Kuda, memaksanya minum air sungai sebanyak-banyaknya.