Pringgodigdo menekankan pentingnya mewaspadai penyakit ginjal dengan serius, mengingat gejala penyakit ini sering tidak terdeteksi, sehingga sering mencapai tahap lanjut sebelum dapat diketahui. Selain itu, kasus penderita hipertensi dan penyakit ginjal pada usia muda juga terus mengalami peningkatan.
“Belum, belum ada (gejala yang terlihat untuk penyakit ginjal), salah satu gejalanya kalau urin berbusa, tapi kalau sudah berbusa itu sudah terlambat, kalau yang belum parah biasanya tidak ada tanda-tandanya, makanya perlu pemeriksaan rutin ke dokter,” imbuh Pringgodigdo.
Hipertensi dapat dicegah dengan mengontrol perilaku berisiko seperti merokok, menjalani diet yang sehat dengan cukup konsumsi sayur dan buah, serta mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Faktor risiko lainnya termasuk obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol berlebihan, dan stres.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, pada populasi usia 15 tahun ke atas, terlihat faktor risiko seperti proporsi masyarakat yang kurang mengonsumsi sayur dan buah mencapai 95,5 persen, proporsi yang kurang aktif secara fisik sebesar 35,5 persen, proporsi perokok sebesar 29,3 persen, proporsi obesitas sentral sebesar 31 persen, dan proporsi obesitas umum sebesar 21,8 persen. Data ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan data Riskesdas tahun 2013.