• Photo :
        • Masker spirulina.,
        Masker spirulina.

      Sahijab – Spirulina adalah mikroalga yang mengalir bebas yang tumbuh di air, dan merupakan sumber nutrisi yang baik untuk tubuh. Spirulina biasanya dikonsumsi secara oral dan tersedia dalam bentuk bubuk atau tablet. Dan biasanya dicampur dalam smoothie dan jus buah.

      Makanan sehat ini ternyata bisa berbahaya bagi kesehatan Anda jika tidak dikonsumsi dalam jumlah yang terkendali. Atau dengan orang dengan kondisi tertentu. Dalam artikel kali ini juta akan mengeksplorasi sembilan efek samping yang mengejutkan dari asupan spirulina berlebih.

      Baca Juga: 5 Tips Membedakan Masker Spirulina Asli dan Palsu

      Potensi Efek Samping Spirulina

      1. Memburuknya Fenilketonuria

      Fenilketonuria adalah kelainan yang didapat secara genetik di mana pasien tidak dapat memetabolisme asam amino, yang disebut fenilalanin, karena kurangnya enzim yang disebut fenilalanin hidroksilase. Pasien menunjukkan gejala seperti keterlambatan perkembangan, kejang, hiperaktif, dan ketidakmampuan analitis. Sayangnya, spirulina adalah sumber yang kaya fenilalanin.

      2. Memperparah Gejala Penyakit Autoimun

      Penyakit autoimun berkembang ketika sistem kekebalan menyerang jaringan sehat di tubuh Anda, menyebabkan kerusakan organ dan peradangan. Arthritis, asma, periodontitis, vitiligo, diabetes tipe 2, multiple sclerosis, psoriasis, dan anemia pernisiosa adalah beberapa contoh penyakit autoimun.

      Spirulina, bagaimanapun, adalah benda asing. Saat Anda mengkonsumsinya, tubuh bereaksi berlebihan dan memperkuat aktivitas sistem kekebalan tubuh. Ini memperburuk gejala penyakit yang sudah ada sebelumnya atau menimbulkan peradangan parah.

      3. Mengganggu Pengobatan

      Spirulina adalah iritasi pada sistem kekebalan tubuh. Ini dapat mengganggu dalam pengobatan, terutama imunosupresan. Seseorang yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan tidak boleh mengonsumsi spirulina. Jika tidak, itu akan mengurangi efek obat, mengakibatkan komplikasi serius.

      4. Risiko Keracunan Logam Berat

      Varietas spirulina tertentu yang diproduksi di bawah pengaturan yang tidak terkendali sering dipenuhi dengan jejak logam berat yang signifikan, seperti merkuri, kadmium, arsenik dan timbal. Konsumsi spirulina dalam waktu lama yang berasal dari sumber yang tidak dapat diandalkan menyebabkan kerusakan pada organ vital, seperti ginjal dan hati.

      5. Gangguan Ginjal

      Tubuh kita menghasilkan sejumlah besar amonia karena memetabolisme protein dalam spirulina, yang diubah menjadi urea. Hal ini memberikan tekanan berlebihan pada ginjal untuk mengeluarkan sejumlah besar urea dari darah, yang pada akhirnya mengakibatkan penurunan efisiensi ginjal dan bahkan gagal ginjal.

      6. Memicu Edema dan Fluktuasi Berat Badan

      Spirulina dikemas dengan vitamin, protein dan mineral. Orang dengan fungsi ginjal yang terganggu tidak akan mampu mengeluarkan komponen yang tidak perlu dari aliran darah mereka.

      Salah satu mineral yang paling banyak ditemukan di spirulina adalah yodium. Sementara di satu sisi, baik untuk mengambil yodium melalui spirulina, di sisi lain, itu dapat mempengaruhi kelenjar tiroid dan paratiroid. Efeknya lebih terasa pada orang dengan hiperparatiroidisme.

      7. Gangguan Pencernaan dan Mual

      Mengkonsumsi spirulina dapat menyebabkan perut kembung, menyebabkan kram perut, mual dan anafilaksis – terutama pada orang yang baru pertama kali mengonsumsinya. Varietas spirulina yang dipenuhi dengan kontaminan, seperti microcystins (toksin yang dihasilkan oleh ganggang biru-hijau), juga menimbulkan penyakit lambung yang serius seperti dehidrasi akut dan gangguan pencernaan.

      8. Menyebabkan Kecemasan dan Penyakit Motor Neuron (MND)

      Spirulina yang dipanen dari sumber liar yang tidak terkendali, seperti danau, kolam dan laut, mengandung strain beracun. Alga biru-hijau yang secara morfologis serupa menghasilkan bahan kimia neurotoksik seperti -methylamino-L-alanine, atau BMAA, yang dapat menyebabkan gangguan neurodegeneratif parah seperti penyakit neuron motorik (MND), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), Alzheimer, Parkinson, demensia, kecemasan dan insomnia.

      9. Risiko Bagi Wanita Hamil dan Menyusui

      Keamanan spirulina untuk wanita hamil dan menyusui tidak dieksplorasi dengan baik. Oleh karena itu, disarankan agar wanita hamil atau menyusui menghindari penggunaan spirulina atau tetap berada di bawah pengawasan medis yang ketat saat melakukannya. Bayi dan anak-anak harus dijauhkan dari suplemen tersebut, karena mereka dengan cepat mengembangkan alergi dan reaksi silang yang fatal.

      Konsultasikan ke dokter jika memang Anda ingin mengonsumsi spirulina, dan kenali apa reaksi yang terjadi pada tubuh.

      Berita Terkait :
  • Trending

    Obrolan

Jangan Lewatkan