Studi lain yang dilakukan di Turki menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan jerawat nodulokistik. Ditemukan bahwa subjek dengan jerawat memiliki kadar vitamin D yang relatif lebih rendah, daripada kelompok yang dikontrol.
Namun penelitian lain yang dilakukan di Mesir menemukan bahwa orang yang berjerawat lebih rentan kekurangan vitamin D dibandingkan orang sehat. Ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan jerawat. Dengan kata lain, menggunakan vitamin D dengan tepat dan di bawah bimbingan ahli dapat mencegah munculnya jerawat.
Penelitian menunjukkan bahwa vitamin D penuh dengan sifat antimikroba. Vitamin D meningkatkan kekebalan bawaan tubuh dengan memodulasi produksi peptida antimikroba. Ini memainkan peran yang kuat dalam mengelola dermatitis atopik, psoriasis, vitiligo, jerawat dan rosacea.