Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa, asupan gandum dan soba memiliki efek penurun kolesterol. Temuan menunjukkan bahwa soba dikaitkan dengan kolesterol total serum dan kolesterol LDL yang lebih rendah, dan rasio HDL terhadap kolesterol total yang lebih tinggi.
Selain itu, asupan soba juga terbukti mengurangi kadar trigliserida. Pseudocereal bebas gluten ini juga berpotensi menurunkan kadar kolesterol plasma dan hipertensi. Semua faktor ini membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Kandungan pati yang tinggi dan nilai indeks glikemik rendah dari mie soba membantu mengontrol kadar gula darah. Makanan dengan nilai glikemik rendah dicerna dengan lambat dan mencegah lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Demikian pula, tingkat hidrolisis pati mie soba rebus ditemukan rendah. Oleh karena itu, mie soba membantu mengontrol glikemik dan dapat dimasukkan dalam diet yang dirancang untuk penderita diabetes.
Soba dan produk-produknya menunjukkan sifat anti-inflamasi, yang membantu mencegah dan mengobati inflamasi penyakit usus. Senyawa bioaktif soba ini seperti flavonoid juga dapat membantu memperbaiki kondisi peradangan kronis. Senyawa polifenol ini juga berpotensi menghambat timbulnya dan perkembangan penyakit inflamasi.