Otak menggunakan bahan kimia yang disebut neurotransmitter untuk menyampaikan informasi antar sel. Banyak dari neurotransmiter ini terbuat dari asam amino, yang merupakan bahan penyusun protein. Jadi kekurangan protein dalam makanan bisa berarti tubuh tidak dapat membuat cukup neurotransmiter tersebut, dan itu akan mengubah cara kerja otak. Dengan kadar dopamin dan serotonin yang rendah, misalnya, Anda mungkin merasa tertekan atau terlalu agresif.
Bagian tubuh ini terdiri dari protein seperti elastin, kolagen, dan keratin. Ketika tubuh tidak dapat membuatnya, Anda bisa memiliki rambut yang rapuh atau menipis, kulit kering dan bersisik dan tonjolan yang dalam pada kuku. Protein memang bukan satu-satunya penyebab masalah tersebut, tetapi itu adalah sesuatu yang perlu dipertimbangkan.
Jika seminggu tidak makan cukup protein, maka akan mempengaruhi otot-otot yang bertanggung jawab untuk postur dan gerakan. Terutama jika Anda berusia 55 tahun atau lebih. Dan seiring waktu, kekurangan protein dapat membuat Anda kehilangan massa otot, yang pada gilirannya mengurangi kekuatan. Ini akan mempersulit Anda untuk menjaga keseimbangan, dan memperlambat metabolisme. Juga dapat menyebabkan anemia, ketika sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, yang membuat lelah.