Sahijab Tips – Otak adalah organ terpenting dalam tubuh, yang membuat jantung berdetak, paru-paru bernapas dan semua sistem di tubuh berfungsi. Itulah mengapa penting untuk menjaga otak bekerja dalam kondisi optimal, di antaranya dengan pola konsumsi makanan sehat.
Tapi kita kerap memakan makanan yang membuat kerja otak berkurang, memengaruhi memori dan suasana hati, serta meningkatkan risiko demensia. Sayangnya, makanan dan minuman ini sangat kita sukai baik oleh anak-anak hingga orang dewasa dan seringkali berlebihan.
Dikutip Sahijab dari laman Healthline, beberapa makanan dan minuman ini harus Anda waspadai. Boleh dikonsumsi asalkan dalam batas yang wajar, jika memang sulit untuk dihindari atau dihilangkan.
Baca Juga: Cara Membuat Otak Anak Menjadi Cerdas Menurut dr Zaidul Akbar
Minuman manis termasuk minuman seperti soda , minuman olahraga, minuman energi dan jus buah. Asupan minuman manis yang tinggi tidak hanya memperbesar lingkar pinggang dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Tetapi juga memiliki efek negatif pada otak.
Kadar gula yang lebih tinggi dalam darah dapat meningkatkan risiko demensia, bahkan pada orang tanpa diabetes. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa, asupan fruktosa yang tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin di otak.
Jika Anda menginginkan minuman manis, cukup ambil buah-buahan, tapi ingat untuk membatasinya dan tidak berlebihan.
Karbohidrat halus termasuk gula dan biji-bijian yang diproses, seperti tepung putih.
Karbohidrat jenis ini umumnya memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. Ini berarti tubuh mencernanya dengan cepat, menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan insulin.
Ketika dimakan dalam jumlah yang lebih besar, makanan ini sering memiliki beban glikemik (GL) yang tinggi. GL mengacu pada seberapa banyak makanan meningkatkan kadar gula darah, berdasarkan ukuran porsi. Makanan yang tinggi GI dan tinggi GL telah ditemukan untuk merusak fungsi otak.
Lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan otak. Sementara lemak trans terjadi secara alami dalam produk hewani seperti daging dan susu, ini bukan masalah utama.
Tetapi lemak trans yang diproduksi secara industri, juga dikenal sebagai minyak nabati terhidrogenasi, yang menjadi masalah. Lemak trans buatan ini dapat ditemukan dalam shortening, margarin, frosting, makanan ringan, kue siap pakai, dan kue kering kemasan.
Studi telah menemukan bahwa ketika orang mengonsumsi lemak trans dalam jumlah yang lebih tinggi, ada peningkatan risiko penyakit Alzheimer, memori yang lebih buruk, volume otak yang lebih rendah, dan penurunan kognitif.
Makanan olahan tinggi cenderung tinggi gula, menambahkan lemak dan garam. Termasuk makanan seperti keripik, permen, mie instan, popcorn microwave, saus yang dibeli di toko, dan makanan siap saji.
Makanan ini biasanya tinggi kalori dan rendah nutrisi lainnya. Ini adalah jenis makanan yang menyebabkan kenaikan berat badan, yang dapat memiliki efek negatif pada kesehatan otak. Komposisi nutrisi makanan olahan yang rendah, berdampak negatif pada otak dan berkontribusi pada perkembangan penyakit degeneratif.
Pemanis buatan banyak digunakan dalam banyak produk bebas gula. Orang sering memilih untuk menggunakannya ketika mencoba menurunkan berat badan atau menghindari gula ketika menderita diabetes.
Namun, pemanis yang banyak digunakan ini juga dikaitkan dengan masalah perilaku dan kognitif, meskipun penelitiannya kontroversial. Pemanis buatan atau aspartam terbuat dari fenilalanin, metanol dan asam aspartat.
Fenilalanin dapat mengganggu produksi neurotransmiter. Selain itu, aspartam adalah stresor kimia dan dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres oksidatif.
Merkuri merupakan kontaminan logam berat dan racun saraf yang dapat disimpan dalam waktu lama dalam jaringan hewan. Ikan predator berumur panjang sangat rentan terhadap akumulasi merkuri.
Untuk alasan ini, sumber makanan utama merkuri pada manusia adalah makanan laut, terutama varietas liar. Setelah seseorang menelan merkuri, maka akan menyebar ke seluruh tubuh dan terkonsentrasi di otak, hati dan ginjal. Pada wanita hamil, juga terkonsentrasi di plasenta dan janin.
Efek toksisitas merkuri termasuk gangguan sistem saraf pusat dan neurotransmiter dan stimulasi neurotoksin, yang mengakibatkan kerusakan otak. Untuk perkembangan janin dan anak kecil, merkuri dapat mengganggu perkembangan otak dan menyebabkan rusaknya komponen sel.
Namun, ini tidak berarti Anda harus menghindari semua makanan ini sama sekali. Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk otak adalah menambah porsi makanan sehat dan segar.