Kaitan dengan masjid pun, Zaki meminta, sebelum nantinya dibuka secara bertahap, seluruh DKM, ulama, dan kiai bisa mengetahui kaidah-kaidah tentang cara beribadah yang baru di masjid atau mushola di tengah pandemi virus saat ini.
"Kalau kita tidak mengikuti protokol yang ada, dikhawatirkan masyarakat bisa terkena wabah ini, karena keteledoran dan ketidakdisiplinan. Tapi kita berusaha, agar masyarakat jangan sampai tertular itu juga bagian dari perjuangan kita. Urusan mati memang di tangan Allah, tetapi kita wajib berikhtiar," ujarnya.
Zaki juga menegaskan, di tengah pandemi ini, pihaknya memang lebih memprioritaskan pembukaan kembali sarana ibadah untuk dilakukan berjamaah. Hal itu, menurutnya, karena masyarakat bisa lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa dengan lebih banyak berdoa dan memohon perlindungan. Kemudian, jika di masjid atau mushola, pemerintah bisa menghitung rata-rata masyarakat berdiam di sana dengan hanya 30 menit sampai satu jam di dalamnya.
"Kita lebih dulu membuka sarana ibadah, tentunya agar masyarakat lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Ditambah, kita bisa menghitung estimasi masyarakat jika di dalam rumah ibadah. Beda dengan mal atau pusat perbelanjaan, yang bisa berjam-jam. Lagi pula, untuk pembukaan mal itu kita menunggu DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat, biar bisa sama-sama pembukaannya," ungkapnya.