Gejala awal yang dapat diwaspadai pada ibu hamil yang mengalami anemia defisiensi besi meliputi kelelahan yang berlebihan dan melambatnya reaksi otak.
Jika terdapat tanda dan gejala tersebut, Noroyono menyarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Zat besi tidak hanya berperan dalam pembentukan eritrosit (sel darah merah) dalam hemoglobin, tetapi juga penting untuk produksi energi.
Zat besi juga merupakan komponen dalam pembentukan neurotransmitter seperti serotonin, yang berperan dalam fungsi berpikir dan bereaksi.
Noroyono menjelaskan bahwa kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko gangguan pertumbuhan janin, baik pertumbuhan yang terlalu besar maupun terlalu kecil, karena zat besi juga berperan dalam pembentukan tiroid.
Kadar zat besi dalam darah juga diperlukan untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida yang esensial untuk oksigenasi janin.
“Besi berhubungan dengan pembentukan tenaga, besi berhubungan dengan pembentukan neurotransmitter untuk saraf. Besi juga berhubungan dengan tiroid dan paratiroid maka berhubungan juga dengan insulin atau untuk tumbuh kembang bayi. Jadi, kekurangan besi dampaknya banyak sekali,” ungkapnya.