• Photo :
        • Ilustrasi Berdoa,
        Ilustrasi Berdoa

      Artinya: 

      Setelah itu aku berkata: Dia adalah junjungan kita, Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdil Muththalib.Namanya (nama Abdul Muthalib) adalah Syaibatul Hamdi, dan perilaku-perilakunya yang luhur itu terpuji. Ia putra Hasyim, yang nama sebenarnya 'Amr, putra Abdi Manaf, yang nama sebenar-nya Mughirah, yang keluhuran itu dicitrakan kepada-nya karena kemuliaan nasabnya. Ia putra Qushay,yang nama sebenarnya Mujammi’. Disebut Qushaiy karena jauhnya (ia pergi) ke negeri Qudha'ah yang jauh. Sampai Allah Ta'ala mengembalikannya ketanah haram (suci) dan terhormat, lalu Dia memeliharanya dengan suatu pemeliharaan yang sesungguhnya.Ia putra Kilab, nama sebenarnya Hakim, putra Murrah,  putra Ka'ab, putra Luayy, putra Fihr, yang nama sebenarnya Quraisy. Dan kepadanya dinasabkan semua suku Quraisy. Orang yang di atasnya adalah dari Kabilah Kinanah, sebagaimana pendapat banyak orang. Ia (Fihr) adalah putra Malik, putra Nadhr, putra Kinanah, putra Khuzaimah, putra Mudri-kah, putra Ilyas. Dan Ilyas ini adalah orang pertama yang mengorbankan unta ke tanah haram (Baitul Haram). Dan di tulang punggungnya, terdengar Nabi SAW menyebut dan memenuhi panggilan AllahTa'ala. Ia (Ilyas) adalah putra Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan.Inilah kalung yang butiran-butiran mutiaranya terangkai oleh sunnah yang tinggi. Untuk menyebutkan orang-orang di atasnya (di atas Adnan) sampai kepada Al-Khalil, Nabi Ibrahim, Syari' (yakni Nabi) menahan dan enggan menyebutnya. Dan tidak diragukan lagi, menurut orang-orang yang memiliki ilmu nasab, nasab Adnan sampai kepada Dzabih(orang yang akan disembelih), yakni Ismail.Alangkah agungnya nasab itu dari untaian per-mata yang bintangnya  gemerlapan. Bagaimana tidak,sedangkan tuan yang paling mulia (Nabi Muhammad SAW) adalah pusatnya yang terpilih. Itulah nasab yang diyakini ketinggiannya karena kebersihannya. Bintang Jauza' (Aries) telah merangkai bintang-bintangnya. Alangkah indahnya untaian kesempurnaan dan kemegahan, sedangkan engkau padanya merupakan permata tunggal yang terpelihara.Alangkah mulianya keturunan yang disucikan oleh Allah Ta'ala dari perzinaan Jahiliyyah. Zain Al-Iraqi menuturkan dan meriwayatkannya di dalam karangannya yang bagus. Tuhan memelihara nenek moyangnya yang mulia (dari perbuatan nista) karena memuliakan Muhammad, yaitu untuk menjaga namanya. Mereka meninggalkan perzinaan, maka cacat perzinaan itu tidak menimpa mereka, dari Adam sampai ayah-ibu beliau. Mereka adalah para pemimpin yang cahaya kenabian berjalan di garis-garis dahi mereka yang cemerlang. Dan jelaslah cahayanya (Nabi Muhammad) di dahi datuknya, Abdul Muththalib, dan anaknya, Abdullah.

      Wa lammâ arâdallâhu ta'âlâ ibrâza haqîqatihilmuhammadiyyah. Wa izhhârahu jisman wa rûhanbishûratihi wama'nâh. Naqalahu ilâ maqarrihi minshadafati âminataz-zuhriyyati wa khashshahalqarîbul mujîbu bi an takûna umman limushthafâh.Wanûdiya fis-samâwâti wal ardhi bihamlihâ lianwârihidz-dzâtiyyah. Wa shabâ kullu shabbinlihubûbi nasîmi shabâh. Wa kusiyatil ardhu ba'dathûli jadbihâ minan-nabâti hulalan sundusiyyah. Waayna'atits-tsimâru wa adnasy-syajaru liljânî janâh.Wa nathaqat bihamlihi kullu dâbbatin liquraysyinbifishâhil-alsunil-'arabiyyah. Wa kharratil-asirratuwal-ashnâmu 'alal-wujûhi wal afwâh. Wa tabâsyaratwuhûsyul masyâriqi wal maghâribi wadawâbbuhalbahriyyah. Wahtassatil 'awâlimu minas-surûri ka’sahumayyâh. Wa basysyaratil jinnu bi izhlâli zamanihiwantuhikatil kahânatu wa rahibatir-rahbâniyyah.Walahija bikhabarihi kullu habrin khabîrin wa fî hulâhusnihi tâh. Wa utiyat ummuhu fil-manâmi faqîlalahâ innaki qad hamalti bisayyidil-'âlamîna wakhayril-bariyyah. Wa sammîhi idzâ wadha'tihi(muhammadan) li annahu satuhmadu 'uqbâh.

      Artinya:

      Ketika Allah Ta'ala menghendaki untuk menampakkan hakikatnya yang terpuji, dan memunculkannya sebagai jasmani dan ruhani dalam bentuk dan pengertiannya, Dia memindahkannya ke tempat menetapnya di kandungan Aminah Az-Zuhriyyah, dan Dzat Yang Maha dekat dan Maha  memperkenankan, mengkhususkannya (Aminah) menjadi ibu makhlukpilihan-Nya.Diserukan di langit dan di bumi bahwa ia (Aminah) mengandungnya. Dan berhembuslah angin sepoi-sepoi basah di pagi hari. Setelah lama gersang, bumi dipakaikan sutra tebal dari tumbuh-tumbuhan. Buah-buah menjadi masak, dan pohon-pohon mendekati orang yang akan memetiknya. Setiap binatang suku Quraisy mengucapkan dengan bahasa Arab yang fasih bahwa beliau sedang dikandung. Singgasana-singgasana raja dan berhala menjadi tersungkur pada muka dan mulutnya. Binatang-binatang liar bumi Timur dan Barat serta binatang laut saling bertemu. Seluruh alam merasakan kesenangan Jin memberitakan dekatnya masanya (masa kelahiran beliau), sedangkan juru tenung menjadi binasa dan para pendeta menjadi takut. Setiap orang pandai dan waspada, membicarakan beritanya dan himpunan kebaikannya yang membingungkan (alam).Ibunya di dalam tidur (mimpi) didatangi dan dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kamu mengandung pemimpin seluruh alam dan sebaik-baik manusia. Apabila kamu melahirkannya, namailah ia Muhammad (artinya orang yang terpuji), karena ia akan dipuji.

      Wa lammâ tamma min hamlihi syahrâni 'alâmasyhûril-aqwâlil-marwiyyah. Tuwuffiya bil madî-natil-munawwarati abûhu 'abdullâh. Wa kâna qadijtâza bi akhwâlihi banî 'adiyyin minath-thâ-ifatin-najâriyyah. Wamakatsa fîhim syahran saqîmanyu'ânûna suqmahu wa syakwâh. Wa lammâ tammamin hamlihi 'alar-râjihi tis'atu asyhurin qamariyyah.Wa âna liz-zamâni an yanjaliya 'anhu shadâh.Hadhara ummahu laylata mawlidihisy-syarîfi âsiyatuwa maryamu fî niswatin minal-hazhîratil-qudusiyyah.Wa akhadzahal-makhâdhu fawaladathu shallallâhu'alayhi wa sallam nûran yatala’la’u sanâh. Wa mu-hayyan kasy-syamsi minka mudhî’un, asfarat 'anhulaylatun gharrâ’u, laylatul-mawlidil-ladzî kâna liddînisurûrun biyawmihi wazdihâ’u, mawlidun kâna minhufî thâli'il-kufri wabâlun 'alayhimu wa wabâ’u, yawmanâlat biwadh'ihi ibnatu wahbin min fakhârin mâ lamtanalhun-nisâ’u wa atat qawmahâ bi afdhala mimmâhamalat qablu maryamul-'adzrâ’u, wa tawâlat busy-ral-hawâtifi an qad wulidal-mushthafa wa haqqalhanâ’u, hadzâ waqadistahsanal qiyâma 'inda dzikrimawlidihisy-syarîfi a-immatun dzawû riwâyatin warawiyyah. Fathûba liman kâna ta'zhîmuhu shallallâhu'alayhi wa sallama ghâyata marâmihi wamarmâh.

      Artinya:

      Berita Terkait :

Jangan Lewatkan