Jakarta – Kerokan adalah salah satu praktik tradisional yang populer di beberapa budaya kawasan Asia, termasuk di Indonesia. Praktik ini melibatkan penggunaan benda tumpul, seperti uang logam atau benda khusus yang disebut kerok, untuk menggosok kulit dengan tujuan menghilangkan rasa sakit atau penyakit tertentu.
Meskipun kerokan dianggap sebagai pengobatan alternatif yang efektif oleh sebagian orang, praktik ini sebenarnya memiliki sejumlah bahaya potensial yang perlu diperhatikan. Apa bahayanya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Kerokan dapat menyebabkan cedera pada kulit. Saat benda tumpul digosokkan dengan tekanan pada kulit, bisa terjadi lecet, luka gores, atau peradangan kulit.
Jika alat yang digunakan tidak steril, risiko infeksi juga meningkat. Terutama jika kulit sensitif atau ada masalah kulit yang sudah ada sebelumnya, seperti luka, eksem, atau dermatitis, praktik kerokan dapat memperburuk kondisi tersebut.
Tekanan yang diberikan pada kulit selama proses kerokan bisa menyebabkan perdarahan dan memar. Metode kerokan yang tidak hati-hati atau terlalu agresif dapat merusak pembuluh darah di bawah permukaan kulit, menyebabkan perdarahan kecil yang dapat mengakibatkan munculnya bintik-bintik merah atau memar. Pada beberapa kasus, perdarahan yang berlebihan dapat terjadi, yang memerlukan perhatian medis.